5 Hal Seru yang Saya Pelajari di Tahun 2020

Adityo Pratomo
3 min readJan 5, 2021
Your friendly neighbourhood skateboarder

2020, tahun yang penuh dengan berbagai ujian komunal, yang memaksa kita sebagai masyarakat untuk memikirkan ulang cara berkegiatan sehari-hari, akhirnya berhasil dilewati. Saat saya dipaksa untuk lebih banyak berdiam diri di rumah, tentu akhirnya banyak hal yang dilakukan untuk mengatasi kejenuhan, sekadar untuk merasa hidup. Akhirnya, tanpa sadar tahun lalu pun saya tutup dengan menambah beberapa keterampilan baru. Ini dia 5 hal tersebut, saya urut berdasarkan mana yang paling menyenangkan.

1. Bermain skateboard

Ini saya letakkan paling atas, karena ini yang paling menyenangkan menurut saya. Olahraga ini benar-benar memaksa otot-otot saya untuk berkoordinasi dengan lebih presisi hanya untuk meluncur sembari mencapai keseimbangan. Perasaan waktu meluncur itu sangatlah menenangkan hati dan menurut saya, bahkan agak meditatif, karena saya dipaksa untuk berdialog dengan anggota tubuh saya. Hal yang saya sesali mungkin, kenapa saya tidak mulai saja bermain skateboard dari 5 tahun lalu.

2. Membuat podcast

Tahun 2019, saya nggak begitu intens mendengarkan podcast, mungkin hanya topik-topik tertentu, seputar programming dan wrestling yang menarik saya. Tahun 2020, saya ternyata diundang jadi narasumber di beberapa podcast dan tanpa saya sadari, jelang akhir tahun, saya dan teman-teman punya acara podcast sendiri bertajuk OKR (Obrolan Kala Rehat). Podcast ini membahas soal budaya kerja di startup dengan pendekatan santai. Cocok dengan yang saya bayangkan di kepala saya, andai suatu hari saya punya podcast sendiri.

3. Membuat design tool

Nah ini mungkin bagian dari rasa penasaran saya soal gimana menjembatani dunia desain dan programming yang saya lakukan sehari-hari. Akhirnya saya melakukan beberapa eksplorasi terutama di area otomasi beberapa langkah kerja. Akhirnya lahirlah 2 tool open source, yang bisa mengotomasi pembuatan file CSS dari JSON/YAML dan menghasilkan komponen React dari Figma. Keduanya masih berstatus work in progress, tapi saya tidak sabar untuk kembali mengembangkan keduanya.

4. Mengajar dari rumah

Saya sering mengisi training/workshop, tapi selalu dalam lingkungan offline, tatap wajah langsung. Pandemi ini membuat saya takut untuk berkumpul dengan orang banyak di lingkungan dalam ruangan, akhirnya tahun ini, sejak Maret, kegiatan ini saya lakukan online. Tentu ada banyak penyesuaian, baik dari sisi materi, penyampaian maupun alat bantu ajar. Sejauh ini, kombinasi Zoom dan breakout room-nya, serta Miro sebagai pengganti papan tulis, jadi pilihan saya. Terbukti semua bisa berjalan dengan baik.

Sembari bicara soal mengajar, yang tak kalah penting, karena anak saya pun sekolah dari rumah, saya kadang juga harus turun tangan jadi guru bagi dia.

5. Membuat bahasa baru

Nah ini yang benar-benar baru bagi saya. Saya sempat membuat semacam DSL (Domain Specific Language) atau bahasa pemrograman dengan ruang lingkup terbatas untuk domain masalah tertentu. Saya beri nama bahasa ini wayang, dan ia saya gunakan untuk membuat novel interaktif yang berjalan di web browser. Tentu masih jauh dari selesai, tapi engine utamanya sudah berjalan, dan sejauh ini, ini adalah repository open source saya dengan bintang terbanyak. Artinya, traction-nya ada, tinggal saya saja yang harus kembali fokus mengembangkan bahasa ini. Sebagaimana tool lain yang sebutkan di atas, wayang pun dibuat dengan Rust. Sehingga ini juga jadi peluang bagi saya untuk memperdalam penggunaan bahasa pemrograman ini.

Akhir kata, saya bersyukur masih bisa melewati tahun 2020 dengan cukup produktif, namun yang tak kalah penting, saya sekeluarga bisa melewati dengan sehat jiwa raga. Saya tidak berharap tahun 2021 bisa lebih baik, namun saya doakan teman-teman pembaca selalu sehat dan kita bisa terus berkegiatan sembari beradaptasi dengan perubahan.

Salam!

--

--

Adityo Pratomo

Currently working as product manager for cloud infra product. Cyclist + Gamer + Metalhead. Also, proud dad and husband.