(Jangan) Tergerus Efisiensi
--
Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk mengobrol dengan seorang teman. Setelah bertukar sedikit gosip, ia kemudian bercerita tentang fenomena PHK di beberapa perusahaan, akibat penerapan efisiensi di tempat-tempat tersebut. Cerita ini kemudian saya pikirkan hingga pulang ke rumah. Ini adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari.
Memang, sebagaimana kini petugas-petugas di gerbang tol digantikan oleh alat-alat elektronik, beberapa perusahaan sedang melakukan efisiensi dalam proses kerjanya. Tangan-tangan manusia, digantikan oleh sistem yang bisa melakukan proses-proses mundane, membosankan dengan masukan serta keluaran yang mampu diukur. Dengan demikian, perusahaan diharapkan mampu meningkatkan laba agar tetap bisa bersaing.
Lalu pertanyaannya jelas, ke manakah manusia-manusia ini lalu ditempatkan? Apakah mereka akan terbuang begitu saja, sehingga ketakutan di masa depan, manusia akan digantikan oleh robot, pelan-pelan sedang kita hadapi?
Alih-alih berpikir seperti itu, saya justru lebih senang melihat ini sebagai sebuah peluang baru bagi manusia untuk tetap bisa relevan di era kolonialisasi digital ini. Berdasarkan pengalaman saya mengembangkan produk digital untuk klien, sebenarnya fase instalasi alat, hanyalah awal dari babak baru cerita yang lebih panjang lagi. Bayangkan, setelah alat atau sistem elektronik digital terpasang, si perusahaan masih harus melakukan:
- Perawatan dan pengawasan sistem
- Troubleshooting sistem jika ada masalah
- Pengembangan lanjutan sistem seperti penambahan fitur baru untuk tetap bisa menunjang bisnis perusahaan tersebut
Itu baru satu sisi yang benar-benar terlihat. Jika perusahaan tersebut memang benar-benar serius ingin melakukan transformasi digital, ia perlu bisa menerapkan pengambilan keputusan berdasarkan data, sehingga bidang-bidang seperti:
- Analisa dan pengolahan data
- Otomasi pengambilan keputusan dengan AI atau Machine Learning
- Analisa perilaku organisasi
Menjadi sangat relevan untuk dikuasai di masa depan.
Dan siapakah yang bisa mengambil alih posisi-posisi itu? Ya, tentu saja, manusia. Artifical Intelligence? Sepemahaman saya, hingga saat ini, belum ada sistem reliable di level produksi, yang bisa berjalan dengan baik tanpa dibuat oleh manusia.
Dengan demikian, dengan melakukan efisiensi di dalam perusahaan, manusia justru terbebas dari melakukan pekerjaan yang itu-itu saja. Kini, peluang dan tantangan baru terbuka: bagaimana manusia bisa memerintah dan mengatur mesin-mesin tersebut, bukan sebaliknya. Sehingga tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa di masa depan, dunia butuh lebih banyak programmer, karena ada pergeseran fungsi tersebut. Dan tidak ada waktu yang lebih baik untuk mulai mencicil penambahan pengetahuan tersebut, selain sekarang.
Selamat belajar!